Selasa, 27 Agustus 2013

Si Gula Pasir

“Mengapa saya tidak bekerja ? Bukankah saya dokter ? Memang
Dan sangat mungkin saya bekerja saat itu.
Namun saya pikir : buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika khirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri ? apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri ? Anak saya akan tidak memiliki ibu.
Seimbangkan anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja ? itulah sebabnya saya memutuskan menenrima hidup pas-pasan. Bertahun-tahun kami bertiga hidup begitu.”
Jangan biarkan anak-anakmu hanya bersama pengasuh mereka.
Bagaimana bila dibantu pengasuh dengan kakek neneknya ?
“Sudah cukup rasanya membebani orang tua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga. Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orang tua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tua.
Mudah-mudahan ini bisa jadi penyemangat dan jawaban untuk ibu-ibu berijazah yang rela berkorban demi keluarga dan anak-anaknya.
Karena ingin rumah tangganya tetap terjaga dan anak-anaknya bisa tumbuh dengan penuh perhatiah, tidka hanya dalam hal akademik, tapi juga untuk mendidik agamanya, karena itulah sejatinya peran oarang tua.
Belajar dari kesuksesan orang-orang hebat, selalu ada pengorbanan dari orang-orang yang berada dibelakangnya, yang mungkin namanya tidak pernah tertulis dalam sejarah.
Berbanggalah Engkau sang ibu rumah tangga, karena itulah pekerjaan seorang wanita yang paling mulia
Ibu Ainun Habibie

Alasan yang sama mengapa sang ibu memilih jadi ibu rumah tangga :’)
#gulapasir terbaik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar