Sabtu, 31 Oktober 2015

GENERASI YANG DIRINDUKAN

GENERASI BAHAGIA Itu, generasi kelahiran 1970-1990an...

Dan itu adalah kami.

Kami adalah generasi terakhir yang masih bermain di halaman rumah yg luas. Kami berlari dan bersembunyi penuh canda-tawa dan persahabatan. Main Petak Umpet, Boy-boynan, gobag sodor, Lompat tali, Masak-masakan, sobyong, jamuran, putri putri Melati tanpa peringatan dari Bpk Ibu. Kami bisa memanfaatkan gelang karet, isi sawo, kulit jeruk, batre bekas, sogok telik mjd permainan yg mengasyikkan.Kami yg tiap melihat pesawat terbang langsung teriak minta uang.

Kami generasi yang ngantri di wartel dari jam 5 pagi, berkirim surat dan menanti surat balasan dg penuh rasa rindu. Tiap sore kami menunggu cerita radio Brama Kumbara, berkirim salam lewat penyiar radio. Kamilah generasi yang SD nya merasakan papan tulis berwarna hitam, masih pakai pensil dan rautan yang ada kaca di salah satunya. Kamilah generasi yg SMP dan SMA nya masih pakai papan tulis hitam dan kapur putih. Generasi yang meja sekolahnya penuh dengan coretan kejujuran kami melalui tulisan Tipe-X putih, generasi yang sering mencuri pandang teman sekolah yang kita naksir, kirim salam buat dia lewat temannya dan menyelipkan surat cinta di laci mejanya.

Kami adalah generasi yang merasakan awal mula teknologi gadget komunikasi seperti pager, Komputer Pentium jangkrik 486 dan betapa canggihnya Pentium 1 66Mhz. Kami generasi yang sangat bangga kalau memegang Disket kapasitas 1.44Mb dan paham sedikit perintah Dos dengan mengetik copy, del, md, dir/w/p. Kami adalah generasi yang memakai MIRC untuk chatting dan Searching memakai Yahoo. Generasi bahagia yang pertama mengenal Nintendo, Game wot yg blm berwarna.

Generasi kamilah yang merekam lagu dari siaran radio ke pita kaset tape, yang menulis lirik dengan cara play-pause-rewind, dan memanfaatkan pensil utk menggulung pita kaset ya macet, kirim kirim salam ama temen2 lewat siaran radio saling sindir dan bla bla bla, generasi penikmat awal Walkman dan mengenal apa itu Laserdisc, VHS. Kamilah generasi layar tancap Misbar yang merupakan cikal bakal bioskop Twenty One.

Kami tumbuh diantara para legenda cinta spt kla Project, dewa 19, padi, masih tak malu menyanyikan lagu Sheila on7, dan selalu tanpa sadar ikut bersenandung ketika mendengar lagu: mungkin aku bukan pujangga, yg pandai merangkai kata.

Kami generasi bersepatu Warior dan rela nyeker berangkat sekolah tanpa sepatu kalau sedang hujan. Cupu tapi bukan Madesu.

Kami adalah generasi yang bebas, bebas bermotor tanpa helm, yang punya sepeda, sepedanya disewain 200 rupiah /jam,bebas dari sakit leher krn kebanyakan melihat ponsel, bebas manjat tembok stadion, bebas mandi dikali disungai dll, bebas manggil teman sekolah dengan nama bapaknya. Bebas bertanggung jawab.

Sebagai anak bangsa Indonesia, Kami hafal Pancasila, Nyanyian Indonesia Raya, maju tak gentar, Teks proklamasi, Sumpah Pemuda, Nama nama para Menteri kabinet pembangunan IV dan Dasadharma Pramuka dan Nama nama seluruh provinsi di Indonesia.

Kini disaat kalian sedang sibuk2nya belajar dengan kurikulum mu yg njelimet, kami asik2an mengatur waktu untuk selalu bisa ngumpul reunian dg generasi kami.

Betapa bahagianya generasi kami

maaf adik2... kalian belajar yg keras ya untuk mendapatkan kebahagian cara kalian sendiri...

Salam sayang dari kami.

Presented by : Gabriel Photograph Lombok

#Jivan


Terima kasih..

Smoga bermanfaat

Rabu, 17 Juni 2015

ANGELINE

 


ANGELINE...

Berita ditemukannya mayat Angeline, bocah berusia 8 tahun, di pekarangan rumah ibu angkatnya sendiri di Sanur, Bali, begitu menyentakkan. Sebelumnya, gadis mungil ini diberitakan menghilang dari rumah sejak bulan Mei lalu. Kakak angkatnya, Yvone, bahkan membuat sebuah halaman Facebook yang didedikasikan untuk menemukan Angeline yang hilang. Simpati masyarakat mengalir deras, Bali seolah bergerak mencari informasi apapun agar bocah malang ini ditemukan. Tak kurang pihak kepolisian, Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahkan dua menteri pun terlibat untuk turut menemukan Angeline.

Tak dinyana, Angeline ternyata tak pernah pergi ke mana-mana. Setelah tiga minggu pencarian, polisi justru menemukan mayat bocah itu terkubur di bawah kandang ayam di rumahnya sendiri! Polisi yang menggali ‘kuburan’ bocah malang itu menahan isak ketika melihat mayat Angeline sudah mulai membusuk dibungkus sehelai bed cover… Ketika disingkap kain yang menutupinya, mayat kecil itu meringkuk sambil memeluk sebuah boneka Korea di dekapannya.

Hati kita hancur mendengar berita ini, menjadi keping-keping yang rapuh. Siapa yang tega menghabisi nyawa Angeline? Berbagai spekulasi bagai bola liar yang terus menggelinding. Polisi menciduk semua orang yang tinggal di rumah itu termasuk ibu dan kakak angkat Angeline, dua orang yang kos di rumah itu, serta seorang mantan penjaga rumah bernama Agus untuk dimintai keterangan. Sementara kita bertanya-tanya: Bagaimana mungkin mereka tidak tahu apa yang telah menimpa Angeline? Ada yang janggal dengan kakak angkatnya yang justru secara gencar memberitakan hilangnya gadis mungil itu bahkan menggerakkan relawan untuk pencariannya, hingga menjadi berita nasional? Ada yang aneh ketika ibu angkatnya diceritakan terpukul dengan kehilangan Angeline selama ini!

Belum usai keheranan kita, hasil visum dan pemeriksaan polisi semakin menyayat dada: Bocah delapan tahun itu diperkosa sebelum tewas terbunuh dipukul benda tumpul! Pelakunya adalah orang yang pernah ‘menjaga’ rumahnya. Bahkan sebelum mayat Angeline dikuburkan, si penjaga rumah itu masih sempat memperkosanya sekali lagi. Iblis macam apa yang tega melakukan semua ini? Mengapa tragedi ini harus menimpa bocah kecil yang tak berdosa? 

Polisi masih terus mengembangkan kasus ini dengan intensif memeriksa ibu angkat, kakak angkat, dan dua orang lain yang tinggal di rumah itu. Hasil visum menyebutkan bahwa luka-luka dan memar di tubuh Angeline bisa jadi bukan kekerasan yang dilakukan oleh satu orang saja. Ada dugaan keluarga angkatnya merekayasa alibi untuk menghilangkan jejak pembunuhan gadis mungil ini. Apa motifnya? Belum jelas. Konon, Angeline adalah anak kesayangan ayah angkatnya, warga Jerman yang meninggal tiga tahun lalu. Mungkinkah semua ini dilatarbelakangi perkara harta? 

Entahlah. Yang jelas, kematian Angeline yang tragis menyiskan sejumlah pertanyaan penting tentang rasa kemanusiaan. Mengapa manusia yang konon mulia derajatnya bisa bertindak begitu bejat bahkan melampaui binatang? Iblis macam apa yang hidup di pikiran dan jiwa Agus sehingga tega melakukan semua itu pada Angeline? Mengapa para tetangga, guru sekolah, juga orang-orang yang selama ini mengetahui bahwa ada yang tidak beres dengan Angeline justru diam saja seolah membiarkan kekerasan yang dialami anak ini terus berlangsung—berulang hingga mengakibatkan kematiannya yang tragis? 

Dengan segala kemalangan dan tragedi yang menimpa Angeline, semoga kita semakin tersadar bahwa Angeline bukanlah satu-satunya bocah malang yang mengalami kekerasan dari orang-orang terdekatnya. Di luar sana, masih banyak Angeline-Angeline lainnya yang terancam dan bisa kapan saja mengalami nasib yang sama seperti bocah malang asal Bali itu atau bahkan lebih tragis lagi. Pertanyaannya, jika kita yang tega melakukan kekerasan kepada anak-anak, apakah benar-benar telah hilang rasa kemanusiaan kita? Atau, jika kita mengetahui kekerasan semacam itu terjadi pada seseorang, anak-anak yang mungkin tinggal di sekeliling kita, apakah kemanusiaan kita juga tak berdaya dengan hanya membiarkan semuanya tanpa melakukan apa-apa? 

Angeline telah pergi untuk selama-lamanya. Sempatkanlah melihat matanya yang lugu di foto-foto yang tersebar di berbagai media. Sorot mata itu sebenarnya sering kita temukan pada mata anak-anak lainnya di sekeliling kita; Anak-anak tak berdosa yang harus memikul derita karena kebiadaban atau ketakpedulian orang-orang dewasa di sekitarnya. Anak-anak yang menjadi korban. Barangkali kita tidak bisa menyelamatkan Angeline. Tetapi kita bisa menyelamatkan anak-anak itu, jika kita tidak diam saja. 

Sekarang, mari kita membuat semacam janji: Mari kita hentikan kekerasan pada anak-anak. Mari kita lawan pelaku kekerasan pada anak-anak! Mereka yang sewenang-wenang terhadap anak-anak yang tak berdaya, selalu layak untuk mendapatkan hukuman yang menyakitkan!


Melbourne, 11 Juni 2015
FAHD PAHDEPIE

Senin, 19 Januari 2015

11 Kata Mutiara 'Goblok' Bob Sadino yang Mendunia

Apa saja 11 kata mutiara Bob Sadino itu?


Oleh : Rimba Laut
 
11 Kata Mutiara 'Goblok' Bob Sadino yang Mendunia

Gayanya yang nyentrik dengan pola pikir unik dan cenderung keluar dari pakem teori maupun buku teks ekonomi menjadikan Bob Sadino sebagai entreprenuer sejati.
Pengusaha kawakan dengan ciri khasnya, celana pendek dan kemeja itu akan sangat dirindukan oleh banyak orang setelah menutup usia pada hari Senin, 19 Januari 2015.

Pebisnis dengan nama lengkap Bambang Mustari Sadino tersebut telah memberikan inspirasi hebat bagi para generasi penerus bangsa yang ingin menjadi pengusaha sukses. Bahkan, uniknya, saat memasuki tahun 2012, Bob sempat meluncurkan berbagai buah pemikirannya yang dikenal dengan nama 'Go Blog Management' ala dirinya.

Berdasarkan kumpulan VIVA.co.id, berikut adalah 11 kata mutiara Bob Sadino yang terkenal:

"Saya sudah menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain"

"Banyak orang bilang saya gila, hingga akhirnya mereka dapat melihat kesuksesan saya karena hasil kegilaan saya"

"Orang pintar kebanyakan ide dan akhirnnya tidak ada satu pun yang jadi kenyataan. Orang goblok 

cuma punya satu ide dan itu jadi kenyataan"

"Saya bisnis cari rugi, sehingga jika rugi saya tetap semangat dan jika untung maka bertambahlah syukur saya"

"Sekolah terbaik adalah sekolah jalanan, yaitu sekolah yang memberikan kebebasan kepada muridnya supaya kreatif"

"Orang goblok sulit dapat kerja akhirnya buka usaha sendiri. Saat bisnisnya berkembang, orang goblok mempekerjakan orang pintar"

"Setiap bertemu dengan orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu"

"Orang pintar mikir ribuan mil, jadi terasa berat. Saya nggak pernah mikir karena cuma melangkah saja. Ngapain mikir, kan cuma selangkah"

"Orang goblok itu nggak banyak mikir, yang penting terus melangkah. Orang pintar kebanyakan mikir, akibatnya tidak pernah melangkah"

"Orang pintar maunya cepat berhasil, padahal semua orang tahu itu impossible! Orang goblok cuma punya satu harapan, yaitu hari ini bisa makan"

"Orang pintar belajar keras untuk melamar pekerjaan. Orang goblok itu berjuang keras untuk sukses bisa bisa bayar pelamar kerja". 


Semoga bermanfaat
Terima kasih ..

Selasa, 06 Januari 2015

Ingatkan Saya

Baru kali ini saya post tulisan sendiri..hehe
Gini saya mau cerita sedikit pengalaman pribadi ane, waktu lembur di kantor sampai tengah malam gituu. Kebetulan ane berdua sama teman.
Mungkin ini cuma sentilan sih jadi waktu mau pulang saya ajakin teman ane, yang kebetulan kerjaannya juga sudah selesai 

saya : yuukk...kita pulang
teman : yuk??
saya : monggoo buruan..
teman : eh..sudah shalat isya belum?
saya : belum..ntarr deh.
teman : shalat isya dululah
saya :  ntar aja kan bisa nanti sampe di rumah
teman : "SIAPA YANG BISA JAMIN KALO KITA SAMPAI DI RUMAH" 
saya : diam dah..nggak bisa ngomong apa-apa saat itu.

Nah!! itu sentilannya..
Mungkin buat kita itu biasa, tapi buat saya itu pesan sekaligus pelajaran dimana..kita kadang sering menunda-nunda shalat, padahal belum tentu kita masih bisa melaksanakan nanti karena tidak ada yang bisa menjamin apakah kita masih hidup. kita kadang terlalu cinta dunia sehingga lupa akhirat padahal shalat merupakan kewajiban dan lumbung pahala sebagai modal buat di akhirat kelak.
 
Pesan yang bisa di petik dari percakapan sederhana itu, pertama itulah sahabat selalu mengingatkan kita pada kebaikan.
kedua jangan pernah menunda kebaikan..karena tidak ada yang bisa menjamin umur kita.

terima kasih :)