Selasa, 27 Agustus 2013

Menembus #logika

Menembus logika? yaaa apalagi klo bukan cinta
Tepat sehari yang lalu, teringat lagi salah percakapan dalam kisah hidup Habibie&Ainun, ketika si Habibie muda pertama kali melihat si gula jawa yang telah berubah menjadi gula pasir; putih, manis dan cantik dan kemudian balik ketempat tinggalnya.
Teman Habibie : Gimana tadi lancar?, kamu suka ya sama Ainun itu
Habibie : Hahhah, klo iya kenapa?
Teman Habibie : Dia itu banyak yang suka loh, orangnya ganteng-ganteng mulai dari jaksa, perwira, pejabat dll (lupa)
Habibie : Trus Kenapa?
*maaf tidak begitu ingat redaksinya 
Habibie sepertinya tau persis akan konskuensi memilih Ainun namun ia juga tau persis tentang cinta yang selalu “ceroboh”, itu terlihat dari ucapan Habibie “Mau ganteng atau tidak, kalau hatinya tidak satu frekuensi, bagaimana?”.

Sangatlah pantas untuk habibie muda menjatuhkan hati padanya (Ainun). Namun tidak demikian untuk Ainun, setidaknya dia harus punya beribu alasan untuk menjatuhkan pilihannya kepada Habibie di kala itu (menurut logika saya), Kenapa? bukankah ada banyak pria yang telah mapan jauh lebih gagah di luar sana yang menunggunya, tapi lagi-lagi Kenapa?

Ada alasan yang lebih beralasan selain mapan dan ganteng ketika wanita cerdas memilih pendamping hidupnya, yaitu visi hidup yang jelas serta kemampuan mewujudkannya. Dan Habibie punya itu, terpancar jelas di matanya.
"Masa lalu saya adalah milik saya, masa lalu kamu adalah milik kamu, tapi masa depan adalah milik kita." 
Pertanyaan yang sama pernah saya ajukan kepada sang ibu yang kehidupannya lebih baik dan dapat memilih, namun menjatuhkan pilihannya sang Ayah seorang mahasiswa ngga jelas, pekerja di bengkel kecil kala itu. Ternyata alasan serupa yang saya dapati.
Jangan tanya bagaimana rasanya “jatuh” cinta. Justru aku ingin tahu, apakah “cinta” selalu seceroboh itu?
— (via anamrufisa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar