Kamis, 09 Februari 2012

Seberapa Sering Kita Bersyukur ?


beryukur
beryukur
Kemarin, seharusnya saya ada janji bertemu dengan seorang teman di Plaza Arion. Namun, karena ada sesuatu hal akhirnya kami terpaksa membatalkan pertemuan itu. Praktis daripada tidak jelas di kost, usai menghabiskan buku Mimpi Sejuta Dolar paginya, saya pun bergerak ke Mall Artha Gading untuk Makan siang disana, sekalian buka “Cek dan Analisis Komposisi Tubuh Gratis”. Tentunya sekalian online juga. Sayang kan wifinya kenceng sampai 1MBps kalau tidak dimanfaatkan.
Saya stay di foodcourt sampai kira-kira jam 4 sore. Melanjutkan jalan-jalan ke ACE Hardware dan Swalayannya, baru kemudian sekitar jam 5 sore pulang. Transportasi? Saya pilih merakyat saja lah, naik angkot 30A. Tidak naik bis transjakarta karena memang untuk koridor ke Tg.Priok bisnya terbilang jarang dan lama pula.
Di angkot, saya duduk di bangku kayu kecil, yang diletakkan di pintu keluar. Penumpang sudah penuh, saya yang terakhir naik jadi angkot tidak perlu ngetem-ngetem lagi. Entah, sore itu rasanya enak banget. Semacam ada perasaan damai dan tenang. Saya benar-benar merasa bisa menikmati hidup. Tanpa beban, walau masalah tentu saja masih ada. Namanya hidup tentu akan terus berkutat dengan masalah.
Sambil menikmati suasana itu, tiba-tiba terbersit begitu saja di benak saya. Kapan sih saya terakhir kali bersyukur? Hal-hal apa saja yang sudah saya syukuri selama ini?

seberapa sering kita bersyukur?
seberapa sering kita bersyukur?
Kita semua mungkin memiliki kecenderungan untuk mensyukuri hal-hal yang besar saja. Hal-hal yang mungkin sifatnya “wow” dan datang bagaikan mukjizat. Padahal Allah tidak pernah berhenti memberikan nikmatnya setiap saat.
Nikmat-nikmat kecil, sering kali kita abaikan dan biarkan lewat begitu saja. Mungkin kita menganggapnya “halah cuma begitu saja“. Padahal kalau yang kecil-kecil ini kita tidak syukuri, bagaimana Allah mau memberikan hal-hal besar yang kita inginkan?
Apa hanya yang kecil? Tidak. Ada hal lain yang mungkin paling besar dan paling penting kita anggap lalu begitu saja. KESEMPATAN HIDUP. Karena terus berulang setiap harinya, akhirnya kita anggap biasa kesempatan hidup yang diberikan oleh Allah setiap harinya. Pernahkah terbersit pertanyaan,
“Bagaimana bila hari ini adalah hari terakhir saya hidup?”
Pernahkah kita bersyukur setiap kali kita membuka mata di pagi hari dan memulai aktivitas? Bukankah ajal tidak ada yang tahu. Bisa jadi di malam hari kita memejamkan mata, mungkin tidak akan pernah bangun lagi di pagi harinya.
Bila selama ini kita sering merasa resah, gelisah, galau, dsb, mungkin itu semua tidak lain karena kurangnya kita mensyukuri apa-apa yang kita miliki dan terus melihat apa-apa yang orang lain miliki.
“Sungguh, bila engkau BERSYUKUR, sungguh akan KUTAMBAH NIKMAT (untuk mu)” – QS. Ibrahim : 14
Mari sama-sama introspeksi diri. Lebih sering mana, kita bersyukur atau meminta kepada Allah. Apakah kita hanya terus minta dan meminta, tanpa pernah mensyukuri nikmat yang sudah diberikan oleh-Nya, termasuk nikmat yang diberikan cuma-cuma di luar permintaan kita. Jangan-jangan inilah yang menjadi penghambat rezeki atau kesuksesan kita selama ini.
terima kasih..
semoga bermanfaat

1 komentar: